Bijogneo Home
Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum..
FOKUS
Fiksi - Langkah
1 2 3 4 5 6 7
Bagi kebanyakan orang aktivitas olahraga mulai menurun menjelang dan di usia 50-an. Padahal secara logika semakin usia lanjut kita semakin perlu menjaga aktivitas pergerakan otot, sendi-sendi tulang, konstruksi dan kesehatan peralatan tubuh bagian dalam...

Halaman

Tidak pernah terjadi…. sangat rahasia… dua kalimat itu berulang mengiang-ngiang dibenaknya.  Sesaat kemudian pintu lift terbuka, geseran pintu itu menimbulkan bunyi yang mengejutkan Vadya dari lamunannya. Wajah Vadya terlihat lelah ketika melangkah keluar lift di lantai Deputi Bidang Teknologi (Deputi V). Deputi ini berada lima lantai di bawah basement, merupakan lantai yang paling populer di mata penghuni gedung mengingat di tengah-tengah lantai ini terdapat ruang kontrol operasi berdinding kaca kedap suara dan sarat dengan peralatan berteknologi mutakhir. Ruang ini layaknya jantung manusia, beroperasi selama 24 jam memantau, menerima dan mengolah informasi  baik dari seluruh penjuru dalam dan luar negeri. Agen-agen BIN yang ada di dalam ruang kontrol ini merupakan pilihan yang awalnya direkrut dari berbagai disiplin ilmu, dengan berkemampuan fisik, mental dan intelektual terbaik.

Ruang kontrol yang berbentuk lingkaran dengan luas hampir setengah lapangan bola itu, terhubung langsung dengan lantai di atasnya yang ditempati Deputi Bidang Luar Negeri (Deputi I), Deputi Bidang Dalam Negeri (Deputi II) dan Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi (Deputi IV). Penghubung itu berupa tiga sisipan lantai melingkar dan tangga-tangganya. Setiap sisipan ditempatkan 10 sampai 15 perangkat keras sistem pengawasan yang masing-masing  dioperasikan oleh satu atau dua agen. Seluruh sistem ini menghadap ke sebuah layar LCD raksasa yang berdiri melingkar sepanjang tiga puluh meter dan tinggi lima meter. Tergantung kepentingannya, layar LCD ini bisa dibagi ke beberapa bagian untuk menampilkan pengawasan yang sedang difokuskan.

- * * * -

BMW hitam yang tengah menembus kepadatan lalu-lintas di Sudirman itu terlihat berbelok memutar ke kiri di Semanggi, kemudian bergerak lurus di Jalan Gatot Subroto. Tidak berapa lama kemudian mobil itu berjalan perlahan di samping kendaraan-kendaraan yang sengaja diparkir di tepi jalan. Di depan Graha BIP, pria itu membelokkan kendaraannya. Dari kejauhan, sebelum tiba di depan lobi gedung itu, dia memperhatikan sepintas beberapa wanita yang sedang berdiri di sana. Matanya kemudian tertuju pada seseorang yang sangat dikenalnya.

Di depan lobi, pria itu menggunakan jasa Valet untuk memarkirkan kendaraannya. Ia turun dari kendaraan dan melangkah langsung menemui wanita yang dikenalnya itu. Wanita itu ternyata juga telah memperhatikan sejak mobilnya terlihat bergerak ke depan lobi.

“Maaf, aku tidak menjawab teleponmu tadi…” kata pria itu. Wanita itu hanya  memandang tajam sambil agak mengernyitkan mata kanannya. Pria itu membalas tatapan matanya santai, lalu menggigit pelan bibirnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya  mengikuti beat musik house yang mulai terdengar dari dalam gedung.

“Ayo Bram, dia sudah menunggu, kita tidak punya banyak waktu” wanita itu menggandeng lengan Bram masuk ke Graha BIP. Di dalam lobi, ditengah kerasnya suara musik house, terlihat banyak pengunjung. Sebagian dari mereka membentuk kelompok-kelompok kecil larut dalam obrolan menimbulkan suara bergemuruh, dan sebagian lagi sedang antri membayar cover charge dan pemeriksaan keamanan sebelum masuk ke dalam Diskotik dan Retoran Dragon Fly yang berada tepat di bagian kanan. Mereka tidak ikut mengantri, tetapi menggunakan akses masuk lain yang ada di bagian kiri dan nampak dijaga ketat oleh empat sekuriti berbadan kekar yang terkesan berasal dari Indonesia bagian timur. Keempat sekuriti itu terlihat langsung menutup jalan yang akan mereka lalui. Di depan keempat sekuriti berpakaian safari hitam itu, wanita itu memperlihat kartu namanya yang diambil dari dalam tas genggamnya. Salah satu sekuriti yang terkesan sebagai pemimpin, mengambil kartu nama itu.

“Rani Bich…, oh maaf maksudku Rich…” sekuriti itu membaca kartu namanya, tersenyum agak sinis dan  menatap tajam bergantian ke mereka berdua. Rani menghela napas panjang mendengar kesalahan membaca yang terkesan sangat disengaja itu.

“Silahkan…, ikuti saya…” Pimpinan sekuriti itu mengangkat lengan kiri dengan jari-jarinya memberi kode untuk mengikutinya. Ketiga sekuriti yang lain lantas berdiri menyamping membukakan jalan. Masuk melalui akses itu mereka berjalan langsung ke arah toilet di bagian samping kanan podium DJ. Diantara kepadatan pengunjung dan hingar-bingar musik, terlihat gerak mereka yang agak terhambat. Di pojok deretan toilet pria, telihat satu pintu khusus yang dijaga oleh dua sekuriti berbadan tegap dan lebih terkesan kaku dari yang lain. Di depan pintu itu tertulis VVIP Only. Pimpinan sekuriti itu lalu memberikan kode dengan tangannya kepada kedua penjaga pintu dan keduanya langsung membukakan pintu untuk mereka.

“Maaf, kami perlu memeriksa kalian sebentar…” kata sekuriti penjaga pintu yang terlihat memiliki postur lebih tinggi.

“Jaga tanganmu..!” Rani berkata lantang sambil menepis tangan sekuriti itu saat mulai memeriksa bagian pinggang dan pahanya. Rani lalu mengeluarkan senjata genggamnya yang ada di balik jaket kulitnya, memastikannya terkunci dan menyerahkannya pada sekuriti itu. Bram juga kemudian melakukan hal yang sama.

Di balik pintu itu terlihat ruangan dengan tata cahaya remang-remang, kedap suara dari kebisingan diskotik. Ada beberapa sekuriti lain tengah beristirahat di sofa, namun terlihat tetap siaga. Sofa-sofa itu terletak di samping tangga yang menuju ke ruang kontrol diskotik. Diikuti kedua tamunya, pimpinan sekuriti itu berjalan menaiki tangga yang berbentuk setengah melingkar. Tiba di lantai atas, mereka terus berjalan mengikuti gang yang didisain memutari ruang yang ada di sebelah kirinya. Tiba di depan ruang kontrol, pintu terbuka secara otomatis. Ruang itu terbagi dua. Salah satunya merupakan ruang kontrol dengan dilengkapi perangkat keras moderen. Di dalam ruang kontrol itu terlihat beberapa teknisi penata lampu, sound system, serta layar LCD dan komputer pengendali kamera-kamera pengawas. Ruang kontrol yang lain terkesan sebagai ruang pengawas eksekutif dengan layar lebar LCD di sepanjang dinding belakangnya, yang menampilkan seluruh gambar pengunjung diskotik dari berbagai sudut. Sementara dinding yang menghadap ke diskotik berupa dinding kaca satu arah saja. Dari ruang kontrol yang  satu ini seluruh aktivitas di dalam dan diluar diskotik, dapat terlihat secara jelas.

“Silahkan tunggu disini sebentar…” kata pimpinan sekuriti itu.

Selanjutnya ------ >