Bijogneo Home
Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum..
FOKUS
Fiksi - Langkah
1 2 3 4 5 6 7
Bagi kebanyakan orang aktivitas olahraga mulai menurun menjelang dan di usia 50-an. Padahal secara logika semakin usia lanjut kita semakin perlu menjaga aktivitas pergerakan otot, sendi-sendi tulang, konstruksi dan kesehatan peralatan tubuh bagian dalam...

Halaman

Langkah

Gunung Gede. Di Barat sisa-sisa cahaya perlahan meredup dari jingga ke ungu lalu gelap. Bersamaan, cahaya lembut menerpa tepat di ubun-ubun, membuat kepala mendongak menatapnya, Bulan Purnama. Suara langkah lari anak-anak yang bermain bola, petak umpet sejak sore tadi, perlahan menghilang. Hening sebentar. Lalu mulai terdengar lagi langkah seseorang, dua orang, lalu sekelompok anak-anak yang terburu-buru menuju Mesjid kampung di lereng Gunung itu. Sesaat kemudian, di tengah keheningan kampung, dari arah Mesjid itu terdengar gemuruh rendah suara orang sembahyang berjemaah, khusuk. Seperti suara langkah-langkah ringan, tenang yang menimbulkan kesan tentram dan damai, berjalan menyebar ke seluruh kampung itu. Mata lalu menyurut-pandangkan dengan melangkah zoom out dari ketinggian, 50% kemudian 150%, lalu terlihatlah aneka jajaran menara-menara transmiter fasilitas cell phone yang menghujam pegunungan dengan kekekarannya membentang di tengah hamparan cahaya bulan.

Convention Center. Sentuhan high heel pada lantai marmer menjadi paduan suara yang unik. Suara itu memiliki irama langkah yang menggugah pikiran dan hasrat membuat kepala mengarah dan terkunci menatap betis dan kemolekan tubuh yang ditopangnya. Semakin malam menjelang pertunjukkan,  di tengah riuh tawa ringan yang menggelitik imajinasi, semakin beraneka irama langkah-langkah dari high heel yang menyebar di gedung itu. Akhirnya, telinga mulai lelah membedakan. Kepala dan mata juga mulai lelah memandang. Pertunjukkan dimulai, mata lalu menyurut-pandangkan dengan melangkah zoom out dari kejauhan, 50% kemudian 150%, di tengah hamparan seni cahaya lampu panggung dan blitz kamera, terlihatlah high heel dilangkahkan indah di atas catwalk mengikuti hingar-bingar beat musik perpaduan antara Hip Hop, Rap dan House. Sesaat kemudian suara gemuruh langkah dan decak pengunjung bersahutan mengikuti irama yang sama. Inilah pertunjukkan untuk langkah peluncuran pertama jenis baru produk cell phone yang banyak digemari di bagai belahan dunia.

Jl. Jendral Sudirman. Sayup-sayup di antara suara keras musik Hip Hop terdengar lembut suara khas dering cell phone BlackBerry versi terbaru.  Jumat jam 11 malam, empat jam setelah ketentuan three in one, pandangan dari ketinggian di udara, terlihat kepadatan kendaraan bergerak normal. Tebaran aneka cahaya lampu dari gedung-gedung tinggi, billboard di sepanjang jalan dan dari ribuan kendaraan di area itu mengesankan kota masih penuh kesibukan. Pandangan kemudian terfokus pada sebuah sedan BMW hitam yang tengah meluncur menembus kepadatan ke arah Semanggi. Musik terdengar semakin keras ketika sudut pandang tiba-tiba berubah menjadi dari dalam BMW ke arah jalan yang ditembusnya. Suara dering cell phone yang diletakkan di atas dashboard juga menjadi semakin jelas terdengar. Pemuda yang mengendarai BMW itu hanya melirik beberapa kali ke cell phone nya. Pandangan kemudian terfokus pada sticker bergambar cell phone di tengah lingkaran dengan garis miring berwarna merah yang menempel di tengah-tengah dashboard.

BIN Pejaten. Sebuah tanda berukuran rambu lalulintas, bergambar orang berjalan ditengah lingkaran dengan garis miring berwarna merah terpampang di pos penjagaan di depan gedung yang terkesan kumuh dan tak terpelihara. Dari kejauhan terlihat sebuah Fortuner hitam membelok dan berhenti mendadak tepat di depan pos penjagaan. Dari bagian atas pos, ada kamera tersembunyi yang mengikuti gerak Fortuner itu. Beberapa kali terdengar suara mendenyit dari pengaturan otomatis zooming lensanya. Wanita pengendara Fortuner memandang tajam ke arah kamera yang mengamatinya. Dua garis sinar laser yang hanya dapat dilihat dengan lensa infra red terpancar dari kamera mengarah ke bola mata si wanita. Di salah satu ruangan khusus dalam gedung, seorang wanita lain mengamati data identifikasi pengendara Fortuner yang terlihat langsung di layar monitor.  Hanya dua orang penjaga yang terlihat di dalam pos penjagaan. Salah satunya terlihat keluar mendekati Fortuner itu setelah di layar monitor mereka yang terletak di bagian bawah meja pos itu termuat pesan “Access accepted“. Secara bersamaan pintu gerbang terbuka otomatis. Fortuner itu masuk dan langsung diparkirkan di basement. Tidak berapa lama kemudian terdengar suara sentuhan high heel dengan beton basement membentuk paduan suara langkah yang tergesa-gesa mengesankan waktu semakin terbatas.

Catatan: Ini adalah fiksi, nama-nama tokoh, lokasi dan produk digunakan hanya untuk keperluan karakter cerita saja, tidak mewakili keadaan sebenarnya.

Selanjutnya...
Kembali ke Gunung Gede. Di bawah samar cahaya bulan serangkai langkah teramati bergerak lamban di balik dedaunan pohon Rasamala. Dari balik tenda yang tersamar di atas pohon yang bersebelahan, sebuah kamera video yang lensa infra red nya dapat diperbesar hingga 200 mm terlihat diaktifkan. Syahrani yang ada di balik kamera itu merasakan jantungnya kian berdebar. Kabut malam yang mulai menebal agak mengaburkan fokusnya. Dia memutuskan untuk terus merekam secara detil aktivitas mahluk langka yang hanya keluar pada malam hari itu. Pinggangnya terasa sakit setelah berjam-jam ada dalam posisi tiarap. Dia mencoba melegakan tubuhnya namun tetap berusaha dengan sekuat tenaga agar tidak menimbulkan suara sedikitpun yang dapat mengagetkan mahluk itu. Baginya, mengamati Kukang yang masih hidup di alam aslinya di kawasan hutan Bodogol malam ini, merupakan bagian terpenting dari proses penyelesaian penelitiannya.

Gerak-gerak lamban langkah Kukang yang tengah diamati seakan menghipnotis dirinya.  Tanpa disadari kelopak matanya terasa berat, perlahan-lahan menutup dan ia pun hanyut dalam pikirannya. Di luar kesadarannya terlintaslah serangkaian tayangan ketekunan dirinya atas uji laboratorium yang telah dilakukannya. Terbayang juga diskusi-diskusi ilmiah, karya tulis ilmiah yang memuat teori-teorinya, persiapan disertasinya hingga sikap para pendukung dana penelitian yang ingin segera mendapatkan hasilnya. Benturan teropong kamera yang mencolok mata kanannya membuat Syahrani kaget dan terjaga dari kantuknya. Hanya dalam beberapa detik ia sempat hanyut tertidur, namun itu sudah cukup untuk sekedar menghilangkan kepenantan dan mempertahankan konsentrasinya.

Kawasan industri Cikarang. Sebuah truk besar yang memuat container putih dengan logo biru ”Cell” nampak  mundur memasuki gudang besar di salah satu blok di Silicon II. Tidak ada tanda khusus, gudang itu hanya dijaga oleh beberapa tenaga pengamanan yang nampak tetap berjaga di posnya. Tidak ada yang memandu truk masuk ke gudang di tengah malam itu. Pintu gudang terbuka secara otomatis. Sementara kamera CCTV diseputar gudang terlihat bergerak lebih aktif mengamati kawasan selama proses truk memasuki gudang itu. Pintu gudang kembali tertutup secara otomatis setelah truk berada seluruhnya di dalam gudang. Dari sudut kiri pintu gudang tiba-tiba muncul pria bertubuh sedang, berpenampilan rapi dengan jas kulit hitam dan sepatu lancip sementara tangan kirinya menggengam handy talky. Dia menatap dingin ke arah bagian depan truk, memperhatikan jam tangannya sebentar, arloji Rolex Submariner berwarna birunya menunjukkan jarum pendek di angka sebelas. Sesaat kemudian, pria lain yang duduk disamping supir truk melompat turun mendekatinya. Terlihat pria dari truk itu mengangkat tangan menghormat sekedarnya.
“Kalian terlambat dua jam…”

Suara pria itu terdengar datar dengan wajah tanpa ekspresi.
“Sorry boss.., bongkar mu…”
“Tet..tet..tet…ta..ta…ta…ta…” potong pria berjas kulit hitam itu sambil menggoyangkan dan  meletakkan telunjuk kanan dimulutnya. Ia berlalu sambil terus menatap mata lelaki yang turun dari truk itu. Lelaki itu lalu menutup mulutnya yang masih terbuka dari sisa kata yang belum selesai. Sesaat terlihat ia membasahi bibir, menelan ludah sekedar melegakan kerongkongannya yang tersekat, dia kemudian bergerak ke samping membiarkan pria berjas itu berjalan melewatinya. Pria berjas itu melangkah ke arah belakang truk. Ia merapatkan Handi talky Motorola GP 2000 yang ada ditangan kiri ke bibirnya lalu..
“Bongkar paket…!” perintahnya tegas.  Hanya dalam hitungan detik, dua buah forklift dan sepuluh pria tegap muncul dari sisi kiri-kanan gudang memulai membongkar isi container. Dengan cekatan dua forklift dan sepuluh orang itu bergantian menurunkan kemasan kotak-kotak besar dan meletakkan kembali di gudang sebelah kiri yang dihubungkan dengan pintu yang cukup besar untuk dilewati oleh dua buah forklift dengan muatan maksimum sekaligus. Di gudang kiri, ada lima pria lain lagi yang langsung membuka kemasan itu. Di dalam kemasan kotak besar ini terdapat dua belas kemasan kotak lebih kecil berukuran 40X40X60 cm yang di dalamnya terdapat lagi 12 kotak yang masih disegel yang masing-masing berisi cell phone BlackBerry seri terbaru. Dua belas kotak cell phone yang masih disegel itu kemudian diletakkan di atas ban berjalan yang bergerak ke satu arah ke bagian gudang yang terkesan lebih tertutup dan dirahasiakan.


Selanjutnya---->