Bijogneo Home
Jika anda berada di lantai dasar dan ingin naik ke lantai teratas gedung yang tingginya 508 meter, dan tiba disana hanya dalam waktu kurang dari satu menit, saat ini hanya bisa terjadi di The Taipei Financial Center. Lift gedung ini mempunyai kecepatan maksimum..
FOKUS
Fiksi - Langkah
1 2 3 4 5 6 7
Bagi kebanyakan orang aktivitas olahraga mulai menurun menjelang dan di usia 50-an. Padahal secara logika semakin usia lanjut kita semakin perlu menjaga aktivitas pergerakan otot, sendi-sendi tulang, konstruksi dan kesehatan peralatan tubuh bagian dalam...

Halaman

Foto: Hasil pencarian dari Google
Seirama hingar-bingar musik perpanduan antara Hip Hop, Rap, dan House, model-model cantik di atas catwalk itu berhenti melangkah, beberapa saat diam berpose bukan hanya memamer keindahan tubuhnya tetapi juga berpose seakan menatap layar cell phone yang digenggamnya. Dengan high heel nya gerak langkah model-model ini terlihat dinamis, di beberapa bagian terlihat mereka berakting saling berpelukan dan tertawa seakan mewakili kaum feminim profesional yang aktif dan moderen.

Seiring masuknya si model terakhir  ke balik panggung, DJ yang ada di bagian kiri depan terlihat menyetarakan beat musik, me-mixing antara musik yang sedang dimainkan dengan intro musik dalam video yang mulai ditayangkan. Cahaya dalam ruangan diredupkan.  Seketika pengunjung tersentak dan seluruh mata takjub ketika secara bersamaan tayangan video komersial memperkenalkan BlackBerry versi terbaru muncul di enam layar lebar yang tersebar merata mengelilingi Hall Convention Center. Video itu memperlihatkan kecanggihan cell phone yang mampu mengsinkronisasi ke frekuensi gelombang otak pemiliknya. Cell phone ini memanfaatkan teknologi nano pada saat otorisasi pertama, yaitu scanning pada pola frekuensi gelombang otak dalam bentuk bar code yang selalu unik bagi setiap orang. Dengan teknologi ini, operasi pada cell phone dapat dilakukan dengan perintah yang cukup dipikirkan saja tanpa perlu menyentuh cell phone nya, termasuk juga dalam membatalkan hak kepemilikan atau menghapus identifikasi frekuensi gelombang otak si pemilik yang ada dalam cell phone. Serangkaian tayangan selanjutnya memperlihatkan bagaimana screen cell phone menayangkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam kecepatan tinggi, serta cell phone yang hanya dapat diaktifkan dan digunakan oleh pemiliknya saja.
“BlackBerry Brain sebuah lompatan kuantum ke era pejelajahan bumi-bumi baru…” sebuah pesan penutup yang sarat dengan pengertian bahasa ilmiah menegaskan manusia telah masuk dalam era teknologi tinggi super canggih.
*                     *                         *
Vadya meninggalkan Fortuner-nya di basement. Dengan setengah berlari dia melangkah lurus ke arah lift khusus yang ada di pojok kiri basement. Setelah sampai di depan lift, dia menatap lurus ke arah kamera yang tepat ada di bagian atasnya. Dia menghitung sepuluh detik dalam hati, sebagai jeda sebelum meletakkan telapak tangan kanannya di lingkaran metal pengidentifikasi yang ada di sebelah kanan lift.

Bersamaan dengan hitungan ke sepuluh Vadya meletakkan telapak tangan kanannya pada lingkaran metal itu. Terlihat segaris cahaya biru bergerak turun-naik men-scanning telapak tangannya. Vadya lebih merapatkan lagi telapaknya, disaat yang sama lingkaran cahaya hijau menyala pada metal itu. Lift terbuka. Di dalam lift, Vadya menekan salah satu tombol yang ada di sebelah kanan pintu yang bertuliskan Teknologi. Lift itu hanya bergerak ke bawah. Ada enam lantai lagi di bawah basement itu. Masing-masing lantai ditempati oleh Deputi Bidang yang berbeda.

Di tengah suara desingan lift yang bergerak cepat, sesaat Vadya merasakan beban berat di kepalanya. Trauma masa lalunya terkadang muncul disaat-saat ia tengah menghadapi situasi kritis. Serangkaian ingatan masa lalunya di peristiwa Mei 1998 tiba-tiba tertayangkan. Suara desingan lift itu bak desingan peluru-peluru yang lewat di dekat telinganya. Waktu menjelang malam, di hari ketiga demonstrasi itu, polisi anti huru-hara melakukan desakan dan serbuan brutal, menyebabkan mahasiswa dan massa demonstran lari cerai-berai berlindung di gedung-gedung sekitar Jalan S Parman. Vadya dan kelompoknya terlihat bertahan memasang badan menghadang pasukan polisi bertameng itu.  Tiba-tiba saja Vadya tersungkur persis di sisi jalan dan trotoar. Hantaman keras benda tumpul di kepalanya membuat ia  tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian Vadya tersadar ketika merasakan nyeri di kepala, paha kiri dan bahu kanannya. Bersamaan dengan itu desingan peluru tajam masih terus terdengar di sekitar kepalanya. Ia mencoba melihat disekitarnya, segalanya nampak buram. Ia mencoba membersihkan wajah dan matanya yang terasa basah dengan tangan kirinya, beberapa saat ia merasa lega dapat melihat dan memperjelas pandangannya. Ia lalu memandang telapak tangannya, basah oleh lekat merah darah. Ia mencoba meraba bagian kepalanya yang terasa sakit, tapi ia urungkan niat itu ketika mendengar desingan peluru semakin menjadi-jadi. Masih dalam keadaan tersungkur dan tiarap, dia kemudian memperhatikan tubuh-tubuh yang bergelimpangan di sekitarnya.  Sebagian yang di dekatnya adalah beberapa teman dari kelompoknya tadi, mereka tersungkur dan tidak sadarkan diri. Suara langkah lari sekelompok demonstran di trotoar di sampingnya terdengar sangat jelas. Beberapa saat kemudian dia merasakan ada tangan yang berusaha untuk cepat mengangkatnya.

“Kamu bisa mendengar…?” dengan napas tersenggal-senggal seorang mahasiswa menegur sambil menepuk-nepuk bahunya. Vadya mengangguk pelan… “OK aku akan mengang…” suara tersenggal-senggal itu tiba-tiba berhenti bersamaan dengan ambruknya tubuh mahasiswa itu menindih punggung Vadya. Tubuh itu tergeletak diam dan  terasa berat. Vadya merasakan punggungnya mulai basah oleh aliran darah dari dada mahasiswa itu. Tiba-tiba ia merasakan keheningan, sunyi dan tatapannya menjadi kabur kemudian perlahan-lahan berubah menjadi gelap dan hitam seluruhnya….


Selanjutnya ---->